Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui Kota Metropolitan Jakarta sudah terlalu padat, karena itu wajar bila ada pemikiran untuk membangun lokasi baru pusat pemerintahan pindah dari jakarta.
"Sekitar 15 tahun yang lalu memang ada pemikiran untuk memindah pusat pemerintahan dari Jakarta, ke daerah Jonggol kawasan Provinsi Jawa Barat," kata Presiden Yudhoyono saat berada di Palangkaraya, Rabu (2/12) malam.
Presiden Yudhoyono bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono dan para menteri berada di Palangkaraya, Kalteng dalam kaitan menghadiri Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) tahun 2009 yang dimulai Kamis (3/12).
Menurut Presiden, saat malam silaturahmi dengan para menteri, gubernur se-Indonesia, serta unsur Muspida dan para bupati dan wali kota se Kalteng, setelah terjadi krisis moneter dan ternyata ide itu hilang.
Setelah adanya wacana pemindahan kala itu sampai sekarang wacana pemindahan pusat pemerintahan dari Jakarta ke Jonggol itu tak pernah terdengar lagi.
Ke depannya memang masih perlu pemikiran pemindahan pusat pemerintahan tersebut, mengingat Jakarta yang sudah terlalu padat, tetapi hendaknya tidak terlalu jauh dari Jakarta.
Pengalaman di Malaysia, dimana pusat pemerintahan baru dibangun oleh Mahathir Mohammad di Putrajaya ternyata juga merepotkan pemerintahan di sana.
Walau masa tempuh antara kedua wilayah Putrajaya dan Kuala Lumpur hanya 40 menit, tetapi kalau acara yang mengharuskan bolak balik Kuala Lumpur dan Putrajaya maka waktu yang ditempuh juga cukup lama dan merepotkan.
Oleh karena itu, seandainya Indonesia juga membangun pusat pemerintahan baru dicarilah alternatif yang memudahkan, setidaknya tidak terlalu jauh dari Jakarta, ya seperti Sentul dan Jonggol, Jawa Barat, tambahnya.
Kalau dibangun pusat pemerintahan di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng) sebagaimana pernah terdengar wacana beberapa waktu yang lalu agaknya kurang ideal, karena jarak antara Jakarta dan Palangkaraya begitu jauh.
Tetapi kalau melihat wilayah Kota Palangkaraya yang begitu luas, maka wajar bila ada keinginan mengembangkan kota ini ke arah yang lebih bagus dan teratur.
Apalagi Palangkaraya dan Pulau Kalimantan pada umumnya relatif kurang terkena hantaman gempa bila dibandingkan dengan daerah lainnya di tanah air.
Menyinggung soal gempa di Indonesia, menurut Presiden, ternyata juga bisa memberikan berkah, karena berdasarkan penuturan para ahlinya, gempa besar bila melahirkan kandungan minyak bumi dan gas baru di kawasan gempa tersebut.(*un)
Mulai Januari 2010, PT Sentul City Tbk (BKSL) akan mengembangkan hunian terbaru di Kawasan Bukit Jonggol. Dana yang disiapkan sekitar Rp 125 miliar. Investasi tersebut akan dipakai untuk membangun proyek hunian kelas menengah ke bawah.
SEKRETARIS Perusahaan Sentul City Nesia Tanujaya menuturkan, perseroan akan mulai mengembangkan Bukit Jonggol pada Januari 2010. Perseroan mengakuisisi Bukit Jonggol paska penawaran umum terbatas (PUT) 111 dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). "Bukit Jonggol sangat strategis dan menguntungkan." kata Nesia usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, kemarin.
Nesia menambahkan. Bukit Jonggol memiliki izin lokasi seluas 30 ribu hektare (ha) dan lahan 10,5 ribu ha. Lahan tersebut hingga kini belum digarap oleh pemilik lama. "Pada tahap awal, kami berniat membangun hunian kelas menengah bawah," katanya.Dia menuturkan, pihaknya akan mengalokasikan dana sebesar Rp 125 miliar untuk menggarap lahan seluas 900 hektare. Pengerjaan awal adalah menyiapkan ruas jalan dan infrastruktur. Sementara untuk pembangunan unit rumahnya, akan dilakukan akhir 2010 setelah infrastruktur rampung. "Investasinya bertahap," cetus nya.
Untuk mendukung rencana tersebut, Sentul City berencana mengakuisisi sebanyak 88,56 persen saham milik PT Bukit Jonggol Asri senilai Rp 1,452 tri- | liun. Dananya akan diperoleh dari penerbitan saham baru {rights issue) sebesar Rp 1,502 triliun, Direktur Centu! City Charles j Jonan mengatakan, perseroan akan mengakuisisi 968 juta saham Bukit Jonggol dengan harga Rp 1.500 per saham. Penyelesaian akuisisi ini ditargetkan paling lambat 31 Maret 2010. "Setelah akuisisi ini. Sentul City akan memiliki 88,56 persen saham Bukit Jonggol," ujar Jonan.
Dijelaskan, pendanaan akuisisi ini diperoleh dari rencana penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias right issue senilai Rp 1,502 triliun. Pemegang saham sudah setuju rencana itu. Perseroan akan menerbitkan 15.025.512.897 saham seri C dengan nominal Rp 100 per saham.Menurutnya, harga right issue ini dipatok sebesar Rp 100 per sahara Setiap dua pemegang saham lama seri A. seri B dan sen C yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 12 Januari 2010, berhak atas tiga saham baru. DIN