Jumat, 30 Juli 2010

SBY : Sentul dan Jonggol Cocok Untuk Lokasi Baru Pusat Pemerintahan


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui Kota Metropolitan Jakarta sudah terlalu padat, karena itu wajar bila ada pemikiran untuk membangun lokasi baru pusat pemerintahan pindah dari jakarta.

"Sekitar 15 tahun yang lalu memang ada pemikiran untuk memindah pusat pemerintahan dari Jakarta, ke daerah Jonggol kawasan Provinsi Jawa Barat," kata Presiden Yudhoyono saat berada di Palangkaraya, Rabu (2/12) malam.

Presiden Yudhoyono bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono dan para menteri berada di Palangkaraya, Kalteng dalam kaitan menghadiri Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) tahun 2009 yang dimulai Kamis (3/12).

Menurut Presiden, saat malam silaturahmi dengan para menteri, gubernur se-Indonesia, serta unsur Muspida dan para bupati dan wali kota se Kalteng, setelah terjadi krisis moneter dan ternyata ide itu hilang.

Setelah adanya wacana pemindahan kala itu sampai sekarang wacana pemindahan pusat pemerintahan dari Jakarta ke Jonggol itu tak pernah terdengar lagi.

Ke depannya memang masih perlu pemikiran pemindahan pusat pemerintahan tersebut, mengingat Jakarta yang sudah terlalu padat, tetapi hendaknya tidak terlalu jauh dari Jakarta.

Pengalaman di Malaysia, dimana pusat pemerintahan baru dibangun oleh Mahathir Mohammad di Putrajaya ternyata juga merepotkan pemerintahan di sana.

Walau masa tempuh antara kedua wilayah Putrajaya dan Kuala Lumpur hanya 40 menit, tetapi kalau acara yang mengharuskan bolak balik Kuala Lumpur dan Putrajaya maka waktu yang ditempuh juga cukup lama dan merepotkan.

Oleh karena itu, seandainya Indonesia juga membangun pusat pemerintahan baru dicarilah alternatif yang memudahkan, setidaknya tidak terlalu jauh dari Jakarta, ya seperti Sentul dan Jonggol, Jawa Barat, tambahnya.

Kalau dibangun pusat pemerintahan di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng) sebagaimana pernah terdengar wacana beberapa waktu yang lalu agaknya kurang ideal, karena jarak antara Jakarta dan Palangkaraya begitu jauh.

Tetapi kalau melihat wilayah Kota Palangkaraya yang begitu luas, maka wajar bila ada keinginan mengembangkan kota ini ke arah yang lebih bagus dan teratur.

Apalagi Palangkaraya dan Pulau Kalimantan pada umumnya relatif kurang terkena hantaman gempa bila dibandingkan dengan daerah lainnya di tanah air.

Menyinggung soal gempa di Indonesia, menurut Presiden, ternyata juga bisa memberikan berkah, karena berdasarkan penuturan para ahlinya, gempa besar bila melahirkan kandungan minyak bumi dan gas baru di kawasan gempa tersebut.(*un)

Tidak ada komentar: